Konsumen AS Minati Desain dan Dekorasi IndonesiaBerbasis Alam dan Upcycle

New York, 9 Oktober 2025 – Produk desain dan dekorasi Indonesia mencuri perhatian pasar Amerika Serikat (AS) karena menawarkan nilai keberlanjutan dan penggunaan bahan alami yang kini menjadi tren utama. Tingginya minat konsumen AS terhadap kerajinan tangan otentik Indonesia ini terbukti dalam capaian potensi transaksi sebesar USD 110 ribu atau setara Rp1,83 miliar di pameran desain, dekorasi rumah, dan gaya hidup berskala internasional, Shoppe Object Summer 2025. Pameran berlangsung pada 4—5 Agustus 2025 di New York, AS.
Atase Perdagangan RI Washington D.C. Ranitya Kusumadewi mengatakan, hasil ini merefleksikan pergeseran minat pasar AS yang kini mencari produk berbasis rotan, serat alam, kayu, tanah liat, dan batu, serta produk upcycle dengan narasi keberlanjutan dan keaslian budaya yang kuat.
“Tren Shoppe Object Summer 2025 mengarah pada desain berbahan alami, memiliki cerita di balik terciptanya produk, dan memiliki nilai seni yang unik. Produk Indonesia yang berbasis rotan, serat alam, tenun, dan upcycle sangat sesuai dengan tren tersebut. Potensi transaksi USD 110 ribu sekaligus menunjukkan besarnya peluang Indonesia menjadi untuk menjadi pemain aktif dalam industri desain, dekorasi rumah, dan gaya hidup yang semakin menekankan nilai keberlanjutan dan keaslian budaya,” ujar Ranitya.


Ia menambahkan, produk-produk Indonesia seperti batik, anyaman, dan keramik buatan tangan dapat diposisikan sebagai authentic artisan goods yang memiliki nilai seni unik, memenuhi selera konsumen AS yang menyukai impresi buatan tangan dan keanekaragaman.
Menurut Ranitya, pameran Shoppe Object Summer 2025 menjadi pintu masuk produk kerajinan buatan tangan (handmade) Indonesia sebagai salah satu produk desain yang menggunakan bahan alami ramah lingkungan.
Pada Shoppe Object Summer, Paviliun Indonesia seluas 20,8 meter persegi menghadirkan tiga exhibitor, yaitu Mawar Ketak Lombok, Seken Living, dan Solo Handmade Carpet. Partisipasi ini terwujud berkat kolaborasi Konsulat Jenderal RI (KJRI) New York dan Bank Indonesia New York didukung Kedutaan Besar RI (KBRI) melalui Atase Perdagangan Washington D.C.
Mawar Ketak Lombok menampilkan produk anyaman ketak, atau rotan, khas Lombok dengan sentuhan modern yang mengusung nilai tradisi dan desain kontemporer Seken Living berfokus pada produk upcycle dan sustainable living, menciptakan dekorasi rumah ramah lingkungan dengan nilai estetika tinggi. Sementara itu, Solo Handmade Carpet menghadirkan keahlian tenun karpet buatan tangan yang sarat makna budaya, motif, dan warisan budaya (heritage) di setiap produknya.

Selain ketiga pelaku usaha Indonesia yang hadir, turut hadir Kasih Co-op, yaitu sebuah kolektif perajin perempuan asal Indonesia yang menampilkan syal batik dan beragam karya kriya Indonesia. Kehadiran Kasih Coop di Shoppe Object Summer 2025 merupakan hasil kerja inisiatif Global Artisan Project, program yang dirancang untuk mendukung merek-merek artisan global yang berkomitmen pada pelestarian teknik kerajinan, pemberdayaan komunitas artisan, dan penyaluran keindahan kerajinan tangan ke panggung dunia. Ivana Darmawan, Pendiri Kasih Co-op, mengatakan, terpilihnya Kasih Co-op menunjukkan bahwa produk artisan Indonesia memiliki peluang yang baik di pasar AS.
“Kami bangga dapat membawa karya para artisan Indonesia ke panggung global seperti Shoppe Object New York. Momentum ini menunjukkan bahwa kualitas, keberlanjutan, dan cerita di balik setiap produk Indonesia mampu bersaing secara internasional, khususnya untuk pasar AS. Terima kasih kepada semua pihak yang terus mendukung misi kami untuk membawa kerajinan Indonesia ke panggung global,” pungkas Ivana.

Sekilas Perdagangan Indonesia-AS
Pada Januari–Agustus 2025, total perdagangan Indonesia dengan AS tercatat sebesar USD 29,00 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat USD 20,60 miliar dan impor Indonesia dari Amerika Serikat USD 8,40 miliar.
Sementara itu, pada 2024, total perdagangan Indonesia dengan AS mencatatkan nilai USD 38,56 miliar. Ekspor Indonesia ke AS tercatat USD 26,54 miliar dan impor Indonesia dari AS USD 12,02 miliar. Indonesia surplus USD 14,52 miliar.
Ekspor utama Indonesia ke AS, antara lain, minyak kelapa sawit, alas kaki, mesin dan perangkat elektrik, dan perangkat telepon. Sedangkan, impor Indonesia dari AS, antara lain, gas petroleum, kacang kedelai, minyak petroleum yang mengandung bitumen, batu bara, dan residu dari pembuatan pati.

Sumber: Atase Perdagangan RI Washington D.C.
Disunting oleh Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *