Ferdinand Hutahaean Politisi PDI Perjuangan wawancara dengan Kompas TV pada Minggu (2/11/2025).
Poros Demokrasi Jakarta — Politisi PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, menilai rencana Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, untuk merapat ke Partai Gerindra sebagai langkah mencari perlindungan politik dan hukum. Hal ini disampaikan Ferdinand dalam wawancara dengan Kompas TV pada Minggu (2/11/2025).
Ferdinand secara terang menyinggung kasus judi online yang sempat menyeret nama Budi Arie. Ia menilai langkah politik Budi bukan sekadar manuver strategis, melainkan bentuk upaya bertahan di tengah tekanan hukum.
“Rencana beralihnya Budi Arie ke Gerindra kita maknai dalam dua hal. Pertama, dia ingin mencari perlindungan politik dan hukum. Karena statusnya di kepolisian terkait judi online masih panas-panas seperti kopi di pagi hari,” ujar Ferdinand.
Menurutnya, posisi Budi Arie rawan menjadi tersangka jika tidak mendapat “payung politik” yang kuat. Ferdinand bahkan menyebut, tanpa perlindungan, langkah Budi Arie hanya tinggal menunggu waktu untuk dijerat hukum.
Ferdinand juga menyinggung kondisi politik mantan Presiden Joko Widodo yang dinilainya semakin kritis karena ditinggalkan banyak loyalis. Ia menilai langkah Projo yang mulai mendekat ke Gerindra mempertegas bahwa dukungan terhadap Jokowi mulai rapuh.
“Jokowi sekarang makin sendirian. Banyak kawan lama yang pergi, entah karena kepentingan politik atau karena masalah hukum. Noel, Silvester Matutina, dan lainnya hilang dari panggung. Orang-orang oportunis meninggalkan Jokowi,” katanya.
Lebih jauh, Ferdinand menilai langkah Budi Arie dan Projo bergeser ke Gerindra lebih didorong motif oportunis daripada idealisme politik.
“Mereka ingin tetap berada di lingkaran kekuasaan. Jangan heran kalau nanti logo Projo berubah—dari siluet Jokowi jadi siluet Prabowo,” sindir Ferdinand.
Ferdinand juga menilai Partai Gerindra tidak membutuhkan tambahan kekuatan politik dari Projo, bahkan bisa mendapat beban reputasi jika menampung Budi Arie.
“Gerindra enggak butuh-butuh amat Projo. Projo itu besar nama, bukan besar organisasi. Kalau Budi bergabung, justru bisa jadi tendensi negatif bagi Gerindra. Publik bisa menilai Gerindra melindungi sosok yang terlibat judi online,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Ferdinand menilai langkah Budi Arie ini menunjukkan dua hal besar: upaya mencari keuntungan politik dan hukum, serta tanda bahwa Jokowi kian kehilangan lingkaran setianya.



