Gubernur Banten Andra Soni dan Wakil Gubernur Achmad Dimyati Natakusumah.
Poros Demokrasi Banten – Kritik tajam mulai bermunculan dari kalangan pengamat politik dan sosial terhadap arah kepemimpinan Gubernur Banten Andra Soni dan Wakil Gubernur Achmad Dimyati Natakusumah. Mereka menilai, keduanya kini lebih sibuk membangun “kerajaan kekuasaan” ketimbang menyejahterakan rakyat, Jakarta 6 November 2025.
Menurut sejumlah pengamat, idealisme awal duet Andra-Dimyati yang sempat dijual sebagai pemerintahan pro-rakyat kini tergerus oleh kepentingan keluarga dan kelompok dekat.
“Program yang dulu dibangun atas nama kesejahteraan rakyat kini diperkosa oleh hasrat kekuasaan pribadi,” ujar Agus Partono pengamat politik nasional, menyoroti fenomena itu.
Kritik semakin tajam setelah muncul kabar pelantikan Rd. Berly Rizki Natakusumah, adik dari Wakil Gubernur Banten, sebagai Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Banten. Ia resmi dilantik oleh Gubernur Andra Soni di Gedung Negara Provinsi Banten, Kota Serang, pada Senin (3/11/2025).
Sebelumnya, Berly menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) sekaligus Plt Kepala DPMD Provinsi Banten.
Langkah ini dinilai sebagai bentuk nyata praktik nepotisme terselubung. “Ini bukan lagi bicara meritokrasi, ini bicara loyalitas darah,” sindir seorang aktivis mahasiswa Banten.
“Rakyat butuh pemimpin yang bekerja, bukan yang bagi-bagi jabatan ke keluarga.”
Kritik juga diarahkan langsung kepada Gubernur Andra Soni. Sebagian kalangan menilai Andra, yang bukan putra asli Banten, gagal memahami denyut aspirasi masyarakat lokal.
“Kepemimpinan yang penuh seremoni dan minim capaian konkret. Rakyat masih hidup dalam garis kemiskinan, sementara pejabat sibuk berfoto dan berpidato,” tambah pengamat itu.
Kini, kekecewaan publik makin meluas. Harapan rakyat Banten terhadap pemerintahan yang pro-rakyat kembali kandas, berganti dengan kekecewaan atas pemerintahan yang dinilai pro-keluarga dan pro-kepentingan pribadi.



