Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto.
Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali dibahas dalam Forum Diskusi Publik bertema Makanan Bergizi Gratis yang digelar Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KOMDIGI) bekerja sama dengan Komisi I DPR RI, Senin (3/11/2025). Kegiatan berlangsung daring dan menghadirkan Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, sebagai keynote speaker, bersama dua narasumber: Wildan Hakim dan Ristawati Purwaningsih.
Webinar dipandu Gadis Basallamah sebagai MC dan Ranny Ariska sebagai moderator. Acara berjalan aktif dan mendapat antusiasme peserta dari berbagai daerah, termasuk Kebumen.
Utut Adianto menegaskan bahwa MBG merupakan janji Presiden Prabowo Subianto dan bagian dari upaya memperkuat pembangunan sumber daya manusia dalam visi Indonesia Emas 2045. Menurutnya, pemenuhan gizi adalah hak dasar warga negara, terutama bagi anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui.
“Secara sosiologis, MBG adalah perwujudan gotong royong Indonesia. Ini tentang keadilan sosial,” ujarnya.
Utut juga menyinggung persoalan teknis seperti makanan basi atau kasus keracunan yang sempat muncul. Ia meminta masyarakat memberi masukan agar pelaksanaannya terus membaik.
“Kalau ada kekurangan di lapangan, perbaiki teknisnya, bukan programnya. Ini melibatkan 83 juta manusia, jadi wajar ada kendala,” katanya.
Ia memaparkan bahwa anggaran MBG pada 2025 mencapai 71 triliun dengan target 19,47 juta penerima, dan kebutuhan tambahan bisa mencapai 140 triliun. Pada 2026, cakupan diperluas hingga menyentuh sekitar 83 juta penduduk, termasuk peserta didik PAUD hingga SMA serta ibu hamil dan menyusui. Tahun depan, anggaran diproyeksikan sekitar 335 triliun.
Utut meminta masyarakat Kebumen mendukung sekaligus mengawasi pelaksanaan program ini, termasuk memastikan bahan pangan berasal dari petani, pedagang, dan UMKM lokal.
“Mari jadikan Kebumen contoh keberhasilan, bukan contoh tempat mengeluh sana-sini,” ujarnya.
Ia menutup paparannya dengan doa agar pelaksanaan MBG berjalan lancar dan membawa manfaat nyata: “Semoga niat baik ini tidak dikalahkan oleh cerita-cerita insiden sesekali.”



